satellitnusantara.com, Kab Sergai – Di tengah hiruk pikuk dunia politik yang sering diwarnai kemewahan dan jabatan, kisah sederhana datang dari Muhammad Idris, seorang kader militan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI P) yang tetap setia pada ideologi partainya meski hidup dalam kesederhanaan.
Muhammad Idris, warga Dusun IV Desa Firdaus, Kecamatan Sei Rampah, Kabupaten Serdang Bedagai, Provinsi Sumatera Utara, kini menghidupi keluarganya dengan berjualan bensin eceran. Setiap harinya, ia hanya mampu menjual sekitar 20 liter bensin, cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Saya kader PDI Perjuangan sejati. Sejak awal saya tidak pernah berpindah partai, walau banyak partai lain datang menggoda dan membawa sembako,” ujar Idris, Sabtu (1/11/2025), di tempat jualannya yang sederhana, dihiasi dengan bendera-bendera PDI Perjuangan.
Idris mengenang masa awal perjuangannya saat mengikuti kaderisasi partai di Kota Galang, Kabupaten Deliserdang, selama enam bulan. Ia seangkatan dengan beberapa nama seperti Saman, Surip, Arbain, Surianto, Sugito, dan Sasmito. “Dulu kami benar-benar digembleng tentang politik dan ideologi. Tidak seperti sekarang, baru dua hari ikut sudah mengaku kader,” katanya.
Meski hidup serba pas-pasan, Muhammad Idris tetap bangga menjadi bagian dari partai berlambang banteng moncong putih itu. Ia bahkan pernah menerima penghargaan dari Bupati atas loyalitas dan pengabdiannya kepada masyarakat.
Kisah Muhammad Idris menjadi potret nyata bahwa perjuangan politik sejati bukan hanya tentang kekuasaan, melainkan tentang kesetiaan, pengabdian, dan keteguhan prinsip, bahkan ketika hidup harus dijalani dengan penuh keterbatasan.
Muhammad Idris, kader militan di tengah politik praktis, tetap teguh di jalannya—hidup sederhana, tapi bermartabat.
Reporter: Budiman Manik




