satellitnusantara.com, Labura – Pernikahan adat Batak antara Marina Br. Siregar dan Marsahan Tua Pakpahan berlangsung khidmat di Dusun Tapisan Nauli, Kecamatan Kuala Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara, pada 18 November 2025. Acara sakral ini diawali dengan pemberkatan yang dipimpin oleh pastor sebagai restu resmi bagi kedua mempelai.
Keluarga besar, kerabat, dan undangan hadir memadati lokasi pesta adat. W. Siregar, abang kandung mempelai perempuan yang juga mewakili Media Satelit Nusantara, menyampaikan doa dan harapan agar rumah tangga keduanya hidup rukun, damai, serta segera dianugerahi keturunan.
Prosesi adat dimulai ketika keluarga pihak laki-laki memanggil rombongan hula-hula untuk manortor dan menyerahkan saweran sebagai bentuk penghormatan kepada kedua mempelai serta orang tua mempelai perempuan. Setelah rangkaian tortor selesai, acara dilanjutkan dengan makan siang bersama sekitar pukul 14.00 WIB, sesuai musyawarah yang telah disepakati sebelumnya.
Sebagai bagian penting dari adat Batak Tapanuli Utara, keluarga hula-hula memberikan tujuh lembar ulos kepada kedua pengantin. Pemberi ulos dimulai dari orang tua mempelai perempuan, disusul anak pertama, adik-adik mempelai perempuan, serta adik dari pihak ayah. Setiap ulos mengandung makna restu, perlindungan, dan harapan baik bagi kehidupan baru kedua mempelai.
Tidak hanya keluarga inti, para paman (tulang) dari mempelai perempuan juga turut memberikan ulos kepada kedua pengantin sebagai simbol kasih sayang kepada keponakan (ibebere) mereka. Prosesi ini menjadi momen yang paling dinantikan karena melibatkan seluruh unsur keluarga besar.
Usai pemberian ulos, acara ditutup dengan prosesi adat “makan/tikir tangga”, yaitu jamuan yang disiapkan oleh pihak mempelai laki-laki sebagai penghormatan kepada hula-hula. Setelah itu, pihak keluarga perempuan memanjatkan doa berkat sebelum seluruh tamu undangan melakukan sesi bersalaman dengan kedua mempelai.
Pernikahan adat ini berlangsung penuh kearifan, kekeluargaan, dan menjunjung tinggi tradisi Batak Tapanuli Utara yang diwariskan turun-temurun.
Reporter: Wilmar siregar




